Rabu, 15 Juli 2015

Finally....
Pada tulisan pertama ini, saya ingin berbagi mengenai kisah di balik nama blog ini, Rubah Merah. Rubah selalu diidentikkan dengan wanita yang memiliki temper alias suka marah-marah, licik bahkan penyuka uang atau istilahnya "gold digger". Padahal hewan rubah merupakan hewan yang sifatnya mirip dengan anjing meskipun memiliki sifat natur liar. 

 (look at this gorgeous creature (≧▽≦) )

Bagi saya, rubah adalah proses transformasi yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan saya. Jika hewan dapat mendeskripsikan saya, maka saya dahulu adalah kucing kecil. Polos, selalu ingin tahu, ceria. Saya bisa mendeskripsikannya sebagai keceriaan yang  polos, "The joy of innocent". Keceriaan yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau bisa juga dengan keceriaan karena rasa ingin tahu. Yah, begitu lah saya. Saya adalah orang yang ceria dan selalu ingin tahu (tapi bukan ingin tahu urusan orang lain lho ya!). Kegembiraan saya adalah ketika saya tahu sesuatu, entah itu acara TV, musik, film, ilmu, atau apapun (kecuali gosip!!). Dari situ saya bisa melihat dunia seperti yang saya inginkan dan juga saya impikan. Well, itu perspektif ketika saya masih dalam tahap 'kucing kecil'.

(OMG! I wish I was that cute! >ω< )

Sekarang saya masih memiliki keceriaan itu, antusias itu. Tapi mata saya sudah sedikit terbuka dengan dunia. Saya memilih rubah karena rubah adalah hewan yang bijaksana dan menggunakan kebijaksanaannya untuk bertahan hidup. Rubah bukan hewan penipu yang licik, sama seperti kancil yang bukan pencuri. Itu semua hanya dongeng. Perempuan rubah diibaratkan sebagai perempuan yang licik dan menggunakan segala kemampuannya untuk memanipusi lawannya dalam mencapai yang diinginkannya, entah itu harta, kuasa ataupun yang lainnya. Perempuan rubah juga (jika Anda mencari di google) digambarkan dengan perempuan dewasa yang seksi dan terkesan pemberontak. Saya tidak tahu dari mana image seperti itu berasal, mungkin dari dongeng atau cerita rakyat yang masih bertahan hingga saat ini. Contohnya saja Kitsune dari Jepang, atau Kumiho dari Korea (yang lebih booming karena ada dramanya). Namun pada legenda itu digambarkan kalau rubah dapat bertambah ekornya setiap 100 tahun dan jika ekornya sudah mencapai 9 maka rubah itu akan menjadi sakti dan memiliki kemampuan berubah menjadi manusia yang notabene adalah selalu wanita cantik.

(tuh kan...sifat nya jelek-jelek banget (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩))

Saya telah melihat (sedikit) dunia. Saya telah mengintip sedikit sisi baik dan sisi gelap dunia, dan ini menjadikan saya menjadi waspada. Selalu waspada adalah salah satu sifat rubah untuk bertahan hidup. Karena sifat itulah rubah tidak bisa dipelihara oleh manusia, selain juga karena sifat liarnya. Saya tumbuh menjadi perempuan yang selalu waspada, tidak bisa mudah percaya dan bisa juga dikatakan memiliki temper (pada orang tertentu) sebagai bagian dari cara saya dalam bertahan hidup. Sebenarnya tidak terlalu tepat untuk bertahan hidup, lebih tepatnya mungkin untuk mempertahankan standar-standar hidup saya. Saya tahu dunia (dan orang-orang di dalamnya) bisa menawarkan sisi gelapnya atau juga sisi terangnya. Selama ini saya selalu bermain dengan sisi terang dunia, dimana orang-orang selalu bersikap optimis, bersahabat, kerja keras dan berintegritas. Yah...saya tumbuh di lingkungan dimana saya menjadi buta akan sisi gelap dunia yang menjadikan saya selalu percaya bahwa selalu ada sisi baik dalam tiap hal, bahkan orang terjahat sekalipun. Well, saya mulai terdengar seperti orang yang selalu optimis. Awalnya. Semakin hari semakin saya melihat, bahwa dunia menyembunyikan sisi gelapnya di balik tirai. Jika saya mengintip lewat tirai itu, saya bisa melihat bahwa benda-benda atau orang-orang (bahkan mungkin yang telah saya kenal) tidak sebaik yang terlihat. 
Kucing kecil melihat bahwa dunia tidak selalu menyediakan keceriaan dan mimpi, kini ia tahu kalau dunia bisa saja mengkhianatinya. Ia harus berubah agar ia tidak terjatuh, ditenggelamkan dan mati. Untuk itu ia berubah menjadi rubah. Ia menjadi lebih bijaksana dan waspada. Berusaha menjadi licik jika ia dipaksa untuk ikut dalam kegelapan dunia dan menjadi ganas ketika teritorinya dilanggar. Teritorinya adalah hak asasi dan kehormatan. Ia tidak akan membiarkan teritorinya disentuh apalagi dirusak. 
Ia masih terus bermimpi suatu saat ia bisa menjadi seekor singa, sosok yang dikagumi dan dihormati, yang tidak takut pada kegelapan dunia karena ia bisa mengalahkannya.




Itulah cerita dibalik alasan pembuatan blog ini. Saya akan berusaha berbagi perspektif dari fase saya sebagai rubah. Dari seseorang yang ingin mengalahkan kegelapan dunia dan berusaha menjadi sosok yang berguna bukan hanya bagi dirinya tapi juga yang bisa menengahkan kepalanya ke langit dengan bangga karena bisa menjadi mahluk yang berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar